Jumat, 02 Januari 2009

wow..

Lahirkan Bayi di Angkasa

BOSTON - Berangkat dari Amsterdam dengan 124 penumpang, Northwest Airlines bernomor penerbangan 59 mendaratkan 125 orang. Penumpangnya mendadak bertambah satu karena seorang penumpang melahirkan bayi perempuan dalam penerbangan menuju Boston. Peristiwa tidak lazim itu terjadi di langit Kanada pada Rabu (31/12) waktu setempat. ''Penumpang perempuan itu melahirkan di atas Laut Atlantik di sela penerbangan delapan jam Amsterdam-Boston,'' terang Jubir Bandara Internasional Logan Boston Phil Orlandella kepada Associated Press. Media setempat melaporkan, bayi cantik itu diberi nama Sasha dan langsung tercatat menjadi warga negara Kanada. Sebab, dia lahir di wilayah udara yang masuk kekuasaan Kanada. Beruntung, di dalam pesawat tersebut ada penumpang yang dokter. Dengan demikian, proses melahirkan perempuan yang disebut-sebut berkewarganegaraan Uganda itu bisa dibantu. Pesawat pun mendarat dengan mulus sesuai jadwal pada pukul 10.30 waktu setempat. Segera setelah pesawat mencium bumi, ibu dan bayinya yang masih lemah itu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Massachusetts.Paresh Thakker, dokter yang membantu proses kelahiran Sasha bersama dr Natarajan Raman, mengaku sangat senang bisa memberikan pertolongan. ''Selamat tahun baru untuk seluruh anggota keluarga sang bayi. Ini sungguh peristiwa yang sangat mengagumkan,'' kata pria asal Methuen, Massachusetts, tersebut. Pernyataan yang sama diungkapkan Raman. (hep/ami)

huf..

PBB pun Gagal Damaikan Israel-Palestina

GAZA - Kala sebagian penduduk planet ini berhura-hura merayakan pergantian tahun, warga Palestina yang tinggal di Gaza justru dicekam ketakutan. Bombardir Israel ke wilayah mereka tak kunjung mereda. Sementara, hingga hari keenam bergolaknya konflik Israel-Hamas itu, upaya gencatan senjata masih kabur.PBB pun tak mampu membendung langkah tank serta hujan bom Negeri Zionis itu. Dewan Keamanan gagal mengesahkan draf resolusi perdamaian. Yang mengganjal adalah Inggris dan Amerika Serikat. Dua negara hawkish (pecandu perang) itu memveto putusan anggota DK PBB lain. Mereka mempermasalahkan sejumlah klausul yang terdapat dalam draf resolusi. Salah satunya, karena draf tersebut hanya menekan Israel agar menghentikan serangan militer, sementara Hamas tidak. Sejak awal, kedua negara tersebut memang seia sekata mengklaim bahwa Hamas-lah biang keladi masalah hingga Israel harus membalas dengan operasi militer besar-besaran.''Draf itu harus mencerminkan pertanggungjawaban kedua pihak. Resolusi yang seimbang akan menjadi peluang bagus bagi dukungan keamanan oleh Dewan Keamanan,'' kata Duta Besar Inggris untuk PBB John Sawers.Duta Besar AS Zalmay Khalilzad dan sejawatnya, Duta Besar Israel Gabriela Shalev, sama-sama berpendapat, pendekatan terbaik untuk meredakan ketegangan dua negara (Israel-Palestina) hanya lewat negosiasi untuk mencapai kata sepakat dan mengabadikannya dalam resolusi. Itu lebih baik ketimbang hanya desakan omong kosong belaka dari DK.Kelompok negara-negara Arab satu kata soal serangan Israel. Menurut mereka, Israel-lah yang paling bersalah dan harus bertanggung jawab telah merenggut nyawa warga sipil tak berdosa, sementara serangan roket Hamas adalah tindakan balasan. ''Serangan Israel dan pembatasan bantuan yang masuk ke Gaza dengan cara mereka (Israel) adalah sebentuk kejahatan genosida,'' kata Duta Besar Libya untuk PBB Giadalla Ettalhi. Dia kembali mendesak para utusan berbagai negara itu untuk segera memberlakukan draf resolusi tersebut agar PBB tak mengulang kesalahan sejarah seperti konflik Bosnia dan genosida Rwanda pada 1990-an. Israel kini menyiagakan lebih dari 8.000 serdadu cadangan dan tank-tank untuk melakukan serangan darat ke Gaza. Sementara Hamas tak gentar meski kekuatan militer Israel tampak lebih canggih. Hamas menyerukan kader pejuangnya untuk bertempur melawan Negeri Zionis itu hingga titik darah penghabisan. ''Hamas siap untuk segala skenario dan akan bertempur hingga embusan napas terakhir,'' kata Mushir al-Masri, pejabat senior Hamas, kepada Agence France Presse

Pengikut